Hallo, Sahabat Cangkir.
Dalam postingan kali ini, kita akan menggali lebih dalam tentang pengertian Al-Qur'an, di samping pengertian umum yang selama ini kita ketahui. Sebagai seorang muslim, kita semua tahu bahwa Al-Qur'an adalah kitab suci yang berisi firman Allah SWT. Namun, dalam ilmu tauhid (ilmu Kalam), Al-Qur'an memiliki dua dimensi pengertian yang perlu dipahami dengan baik. Apa saja dimensi pengertian Al-Quran?
I. Al-Qur'an sebagai Kalamullah
Dalam pandangan Ahlus Sunnah wal Jama'ah, Al-Qur'an sebagai Kalamullah memiliki sifat qadim (tidak berawal, tidak diciptakan, dan tidak didahului oleh ketiadaan). Sifat ini melekat pada Dzat Allah dan terbebas dari segala bentuk huruf, suara, i'rab, atau struktur bahasa lainnya.
Keistimewaan Kalamullah
Kalamullah adalah sifat mulia yang ada pada Dzat Allah, tidak sama dengan ucapan manusia atau makhluk lainnya.- Kalamullah tidak terikat oleh waktu, tempat, atau media penyampaian tertentu.
- Meskipun Kalamullah tidak berhuruf atau bersuara, makna Kalamullah dapat dipahami melalui lafaz-lafaz mulia yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Kesalahpahaman yang Harus Diwaspadai
Banyak yang salah memahami konsep ini, terutama dengan menyamakan sifat Kalamullah dengan lafaz-lafaz yang dibaca dalam Al-Qur'an. Padahal, lafaz-lafaz ini adalah makhluk yang menunjukkan makna Kalamullah yang qadim.
II. Al-Qur'an sebagai Mushaf
Mushaf merujuk pada Al-Qur'an dalam bentuk tertulis yang kita baca sehari-hari. Mushaf ini adalah ciptaan Allah (makhluk), yang diturunkan dari Lauh Mahfuzh melalui perantara Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.
Pendapat Para Ulama Tentang Tahapan Penurunan Al-Qur'an
Sebagaimana yang telah dibahas secara lengkap di dalam artikel "Kronologi Turunnya Al-Quran", penurunan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW berlangsung melalui dua tahap besar:- Tahap pertama: Diturunkan secara sekaligus ke Baitul Izzah di langit dunia pada malam Lailatul Qadr.
- Tahap kedua: Diturunkan secara bertahap selama 23 tahun (atau menurut sebagian pendapat, 20–25 tahun) kepada Nabi Muhammad SAW sesuai dengan situasi dan kebutuhan umat saat itu.
- Sebagian ulama berpendapat bahwa lafaz dan makna diturunkan bersamaan.
- Pendapat lain menyatakan bahwa hanya makna yang diturunkan, sementara Nabi Muhammad SAW atau Malaikat Jibril kemudian menyusunnya menjadi lafaz.
- Pendapat yang paling kuat adalah bahwa lafaz dan makna diturunkan secara bersamaan, menjadikan Al-Qur'an sebagai mukjizat yang sempurna.
Hikmah Di Balik Perbedaan
Lalu, apa makna dan hikmah di balik perbedaan pandangan ini? Mengapa kita perlu mempelajarinya?
Sahabat Cangkir yang budiman, memahami perbedaan antara Kalamullah yang qadim dan mushaf yang makhluk memiliki hikmah besar dalam menjaga akidah dan penghormatan terhadap Al-Qur'an. Berikut ini beberapa dari hikmah tersebut:
- Memahami Kemuliaan Al-Qur'an:
Menyadari bahwa lafaz-lafaz Al-Qur'an menunjukkan makna Kalamullah membantu kita menghormati isi dan pesan Al-Qur'an sebagai firman Allah SWT. -
Meningkatkan Iman:
Kesadaran akan keagungan Kalamullah yang qadim dapat memperkuat iman kita kepada sifat-sifat Allah yang sempurna. -
Menjaga dari Pemahaman yang Keliru:
Pemahaman yang benar menjauhkan kita dari menyamakan sifat Allah dengan makhluk-Nya, sebagaimana yang ditekankan oleh Ahlus Sunnah wal Jama'ah.
Menjawab Mu’tazilah
Golongan Mu’tazilah berpendapat bahwa mustahil ada kalam tanpa huruf dan suara. Mereka menyatakan bahwa segala bentuk ucapan harus melibatkan unsur-unsur tersebut. Ahlus Sunnah wal Jama'ah membantah pandangan ini dengan menyebutkan adanya bentuk "perkataan hati"—yakni pikiran atau ucapan dalam hati seseorang yang tidak menggunakan huruf atau suara. Namun, analogi ini bukan untuk menyamakan Kalamullah dengan perkataan hati, melainkan untuk menunjukkan bahwa sesuatu tanpa huruf dan suara tetap dapat disebut sebagai kalam.
Keistimewaan Al-Qur'an
Sebagai kitab suci, Al-Qur'an memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh kitab lain. Sebagaimana yang telah dibahas di artikel "Fadhoilul Qur'an: Keistimewaan Al-Quran Sebagai Mukjizat Terbesar Nabi Muhammad SAW", keistimewaan tersebut di antaranya adalah:- Mukjizat Terbesar: Keindahan bahasa, struktur, dan isi Al-Qur'an tidak dapat ditiru oleh siapapun.
- Petunjuk Hidup: Al-Qur'an menjadi pedoman hidup yang relevan sepanjang zaman, memberikan panduan bagi umat manusia dalam segala aspek kehidupan.
- Penjagaan oleh Allah SWT: Allah sendiri menjamin bahwa Al-Qur'an akan selalu terjaga keasliannya hingga akhir zaman (QS Al-Hijr: 9).
Demikianlah, Sahabat Cangkir. Memahami perbedaan antara Al-Qur'an sebagai Kalamullah dan mushaf sangatlah penting agar kita dapat menghindari kesalahpahaman dalam memaknai firman Allah. Dengan memahami konsep ini, kita dapat lebih menghormati dan mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui kitab suci-Nya.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita pemahaman yang benar dan menuntun kita ke jalan yang lurus. Aamiin aamiin yaa Robbal 'Aalamiin.
Oleh: Ust. Khudzaifah Amin, Ketua MUI Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo