Sebuah Percakapan Menuju Islam 3/5 (Donald W. Flood)

0
Nabi Muhammad S.A.W. Dalam Alkitab
Hal yang menarik perhatianku adalah bahwa Injil telah meramalkan kedatangan Nabi Muhammad SAW. Aku menemukan adanya ramalan yang jelas di dalam Injil, (namun teks aslinya telah diubah) yang mengabarkan kedatangan Nabi Muhammad SAW. setelah Yesus. Para cendekiawan Islam juga telah membenarkan bahwa ciri-ciri yang digambarkan oleh Yesus mengenai nabi sesudahnya (dalam ayat di bawah ini) hanya cocok untuk Nabi Muhammad SAW. Lebih jauh lagi, ada sebuah ayat dalam Al-Qur’an yang suci yang menegaskan perkataan Yesus mengenai hal ini.
“Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan Kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad......" (Ash-Shaff:6)
Nama Ahmad adalah nama lain dari Nabi Muhammad dan berasal dari akar kata yang sama.

Nabi Muhammad SAW dalam Al-Qur’an
Aku menemukan bahwa Al-Qur’an menyuruh kita beriman kepada Tuhan dan Nabi Muhammad SAW sebagaimana diungkapkan ayat berikut ini:
“Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk". (Al-A’raaf:158)
Aku juga menemukan bahwa Al-Qur’an telah menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW. adalah nabi terakhir.
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi .....” (Al-Ahzab:40)
Sekalipun Tuhan telah berfirman dalam Al-Qur’an bahwa Muhammad SAW adalah nabi terakhir, umat Islam tetap mengimani dan mengakui semua nabi-nabi sebelumnya, termasuk wahyu yang disampaikan oleh mereka dalam bentuk aslinya.
Al-Qur’an: Wahyu Terakhir
Aku memahami bahwa disebabkan oleh adanya perubahan yang dibawa oleh tangan-tangan manusia terhadap Injil sebagai kitab wahyu Tuhan, maka dibutuhkanlah kedatangan seorang nabi setelah Isa a.s. yang membawa wahyu lain setelah Kitab Injil. Inilah alasan mengapa Tuhan mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan pesan terakhir, Al-Qur’an, agar membawa seluruh umat manusia kembali menuju iman dan penyembahan terhadap Satu Tuhan, tanpa sekutu maupun perantara. Umat Islam meyakini bahwa Al-Qur’an, yang merupakan sumber tertinggi dan kekal sebagai pembimbing seluruh umat manusia, telah memberikan uraian sejarah yang rasional dan masuk akal tentang peran mulia Yesus. Nama Yesus (Isa a.s.) diabadikan sebanyak duapuluh lima kali di dalam Al-Qur’an, di mana terdapat surat tersendiri bernama Maryam (Maria), yang merupakan nama ibu Yesus (Isa a.s.).

Mengenai keontetikan Al-Qur’an sebagai wahyu Tuhan, aku menemukan ayat Al-Qur’an yang secara tegas menyatakan sebagai berikut:
“Tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Quran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.” (Yunus:37)
“Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar kebenaran yang diyakini.”(Al-Haaqqah:51)
Selain itu, aku juga tertarik untuk mengetahui pandangan Al-Qur’an terhadap pemalsuan kitab karena hal itu telah menjadi masalah yang amat besar bagi kitab sebelumnya. Aku menemukan bahwa Al-Qur’an tidak akan pernah bisa diubah maupun dibatalkan:
“Sesungguhnya, Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr:9)
Kemudian, aku juga menemukan sejumlah fenomena ilmiah yang tercantum di dalam Al-Qur’an, yang semakin menguatkan keyakinan bahwa Al-Qur’an adalah kata-kata harfiah dari Tuhan. Ayat-ayat Al-Qur’an telah menjelaskan perkembangan janin manusia, pegunungan, kejadian alam semesta, otak besar manusia, lautan, lautan dalam, serta arus bawah laut dan awan. Sangatlah mustahil bagi manusia, lebih dari seribu empat ratus tahun yang lalu, untuk mengetahui hal-hal yang akhir-akhir ini baru terungkap dan ditegaskan kebenarannya melalui berbagai mekanisme yang sangat maju dan proses ilmiah mutakhir.

Islam: Intisari dan Kulminasi Semua Agama-Agama Samawi
Umat Islam memiliki keyakinan bahwa tujuan pokok dari penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Tuhan. Sebagaimana firmanNya dalam Al-Qur’an:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Adz-Dzariyaat:56)
Berkenaan dengan hal ini, seorang cendekiawan Islam yang terkenal dari Barat mengatakan, “Sistim peribadatan terlengkap yang bisa ditemukan umat manusia di masa kini adalah sistem yang terdapat dalam agama Islam. Nama Islam itu sendiri berarti ‘kepatuhan diri terhadap kehendak Tuhan’. Meskipun pada umumnya dianggap sebagai ‘agama monotheistik yang ketiga’, Islam sama sekali bukanlah agama baru. Islam adalah agama yang diajarkan oleh semua nabi yang telah diutus Tuhan kepada seluruh umat manusia. Islam adalah agama yang diajarkan oleh Adam, Ibrahim, Musa, dan bahkan Yesus sekalipun.”

Selain itu, dia juga mengungkapkan, “Karena hanya ada Satu Tuhan, dan umat manusia adalah satu spesies, maka agama yang dikehendaki oleh Tuhan agar dianut seluruh umat manusia pada dasarnya adalah satu juga. Kebutuhan sosial dan spiritual manusia adalah seragam, dan sifat-sifat dasar manusia juga tidak pernah mengalami perubahan semenjak manusia pertama diciptakan”.

Dengan mengetahui kenyataan bahwa ajaran Tuhan selalu sama, aku sampai pada kesadaran bahwa seluruh umat manusia memiliki kewajiban untuk mencari kebenaran, dan tidak secara membabi-buta menerima begitu saja agama yang dianut oleh masyarakat mereka dan bahkan orang-tua mereka. Menurut Al-Qur’an:
“Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (Yusuf:40)
Mengenai fitrah manusia (yaitu sifat bawaan manusia sejak dilahirkan untuk beribadah kepada Tuhan sebelum ada perubahan sifat yang disebabkan oleh pengaruh-pengaruh luar), Nabi Muhammad SAW telah menegaskan:
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah), lalu orang-tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Sebagaimana binatang melahirkan anak-anaknya dalam keadaan sempurna, adakah kamu dapati bayi-bayi itu terpotong-potong?”
Allah telah berfirman:
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Ar-Ruum:30)
Di samping itu, aku juga menemukan bahwa tidak ada agama lain yang mendapat keridhaan Allah selain Islam, sebagaimana yang difirmankan-Nya dalam Al-Qur’an:
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi” (Al-Imraan:85)
Aku menarik kesimpulan bahwa sebagian manusia mungkin mengabaikan petunjuk Tuhan ini dan membuat pedoman hidup mereka sendiri. Akan tetapi, pada akhirnya nanti dia akan menemukan bahwa semua itu hanyalah semu, tidak lebih dari bayang-bayang yang telah membuatnya tertipu.

Continued to Part 4

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)